Heechul’s Video

screenshot_2015-12-28-09-30-24-74-1.png

Such as some statement, mind, things wanna tell, which is all related with ‘her’ crazy girl.

A ‘Good’ Bye | Heechul’s Video | Our Ridiculous Squabble

***

“HARUSKAH aku melakukannya juga?”

Sungmin mengangguk. Ia menarik Heechul agar duduk di sofa, sejajar dengan kamera yang sudah menyala. Ia cepat-cepat berdiri di belakang kamera.

Heechul hanya menggerutu. Sementara Ryeowook memberi sinyal kepadanya agar ia mulai bicara.

Ia menatap kedua orang di belakang kamera itu dengan kesal. Pada akhirnya, tatapannya sendiri berpindah ke kamera. Memamndang lurus benda itu.

Heechul memejamkan mata, merasakan matanya yang mulai memanas. “Oh, aku bahkan belum bilang apa-apa.”

Ia menunduk, menutup wajahnya dengan kedua tangan. Cukup lama ia seperti itu sampai akhirnya wajah Heechul kembali muncul di kamera.

“Kau harus tanggung jawab!” ancam Heechul dengan suara serak. “Ini pertama kalinya aku memangis untukmu, kau tahu?!”

Ia mendengus. “Aku disuruh mengatakan apapun yang mau kukatakan padamu. Apa-apaan itu?! Kenapa kau harus membuatku merasa seperti ini?!”

Heechul menatap marah ke kamera, kemudian menghela napas keras. “Bagaimana kalau kita mulai dari kesan pertamaku saat mengenalmu? Kurasa itu bagus! Mengingat aku sedang menjalankan wajib militer saat permasalahanmu dengan Donghae.”

“Oke.” katanya menerawang. “Hal pertama yang kulihat di dalam dirimu saat pertama kali kita bertemu adalah, kau gadis sombong yang tidak tahu diri! Aku cuma merasa seperti itu, jadi jangan marah padaku! Tapi saat Leeteuk menceritakan apa yang terjadi antara kau dan Donghae dan kenapa kau baru muncul sekarang, kau tahu apa yang mau ku lakukan? Memukul Donghae sampai babak belur! Aku lupa bagaimana kita mulai akrab, entah karena kau yang selalu panik kalau Heebum atau Bugsy ada di dekatmu, atau karena kau juga pecinta kartun Disney, aku lupa. Satu hal yang pasti, kalau aku sudah melihatmu, yang harus kulakukan adalah mengganggumu!”

“Aku tahu, aku selalu bertindak menyebalkan padamu, begitu juga kau yang memang sangat menyebalkan pada semua orang.” Heechul terkekeh. “Dan setelah aku mengenalmu, aku mulai meninggalkan anggapanku tentang dirimu yang sombong. Oh Tuhan, kau bahkan tidak punya sifat itu sama sekali! Padahal kau termasuk tipikal gadis yang memiliki segalanya di dunia ini! Kan cantik – oke, tetap aku yang lebih cantik jika didandani – dan cerdas. Kau tahu? Ternyata, itu kesan pertama yang pantas jika orang baru mengenalmu.”

Pandangan Heechul berubah kosong, begitu tenggelam dengan pikirannya. “Aku sangat kagum dengan dirimu yang selalu bersikap ramah pada semua orang. Bahkan saat kemunculan pertamamu sebagai adik Donghae. Wajar saja saat itu banyak yang menganggpmu pembohong, dan banyak ELF yang membencimu. Tapi aku sangat terkejut dengan apa yang kau lakukan. Kau terus tersenyum, meski sudah banyak sumpah serapah yang kau dengar dari mereka. Kau tertawa meski dihina berkali-kali. Kau bahkan menawarkan pertemanan padahal jelas-jelas mereka membencimu. Meski ada saja yang awalnya sudah menerimamu sebagai adik Donghae, tapi jumlah itu tidak sebanding dengan yang menganggapmu penipu. Kau sungguh gadis yang luar biasa, Joo.”

“Tapi kemudian..” Heechul berdehem, tatapannya mulai kembali fokus ke kamera. “Tidak ada manusia yang bisa memiliki hati seperti malaikat, sebaik ataupun sekuat apapun dirimu. Dan aku menyaksikannya langsung. Saat kau menangis di hadapan Donghae dengan begitu memilukan karena kau tidak tahan lagi dengan mereka. Aku lega. Tersenyum untuk hal yang jelek itu menyakitkan, dasar bodoh! Dan kau baru merasakannya?! Kau mungkin cerdas di ilmu pengetahuan, tapi kau sangat bodoh dalam mengatasi perasaanmu sendiri!”

“Jangan terlalu baik!” bentaknya terdengar menyedihkan. “Kau bukanlah malaikat! Kenapa kau masih bisa membuat semua orang tersenyum padahal kau sedang berjuang melawan penyakitmu, hah?! Kenapa kau tidak pernah mengeluh pada kami kalau kau kelelahan?! Kenapa kau.. bahkan tidak pernah mengatakan pada kami kalau kau sakit?”

Setitik air mata Heechul jatuh. Ia cepat-cepat menyekanya, lalu kembali bicara. “Haruskah kau tersenyum dan menyembunyikan penyakitmu dari semua orang hanya supaya mereka tidak mengkhawatirkanmu?” lirihnya. “Kau tahu betapa cemasnya Donghae saat kau berada di Jerman? Dia tidak bisa berhenti khawatir! Dia sangat menunggu hari kelulusanmu supaya dia bisa melihatmu lagi! Jujur saja, dia sangat terkejut karena kau lebih kurus dari yang terakhir dia lihat! Dan dia begitu terluka ternyata kau sakit selama berada di sana! Kau sangat.. eish..”

Heechul kembali menunduk, menyeka air matanya, dan kembali menghadap kamera.

“Kau gadis sialan.” ucapnya bercampur tangis. “Aku selalu merasa bersalah setiap kali mengingatmu. Aku selalu ke apartemenmu, berharap kau ada di sana dan menyambutku dengan riang, supaya aku bisa minta maaf padamu. Aku menangis, yah, bagaimana tidak? Setiap sudut apartemenmu terlalu berkesan buatku. Sekarang? Oh aku bahkan tidak bisa lagi membuka pintunya.”

“Joo-ah, aku minta maaf.” Heechul membungkuk dalam. “Benar-benar minta maaf. Terakhir kali kita bicara, aku mengataimu ‘pengkhianat’. Jika aku tahu itu adalah hari terakhir kau hidup, aku pasti akan mengabaikan semua jadwalku dan mengunjungimu di rumah sakit. Tapi kau bahkan masih sempat mengejek Donghae dengan wajah kelewat ceria. Wajahmu masih bersinar bahagia bahkan dengan alat bantu pernapasan di hidungmu! Apa-apaan itu?! Tidakkah kau tahu kau akan pergi dan kau bisa mengatakannya pada kami?!”

Heechul menggeleng sedih. “Aku juga minta maaf atas semua kesalahanku padamu. Kau tahu aku paling tidak mamu melakukan ini, tapi lagi-lagi karena kau, aku melakukannya!”

“Tidak!” ia berkata keras kepala. “Tidak ada kata manis –” kalimatnya terpotong begitu saja, seakan teringat sesuatu. Ia memandang kamera dengan tatapan sendu. “Aku sangat menyayangimu, Joo! Seharusnya itu menjadi kalimat terakhir yang kuucapkan sebelum kau pergi!”

Ia menarik napas dalam, dan menghembuskannya perlahan, lalu berusaha sekeras mungkin untuk tersenyum. “Terima kasih karena telah membuatku tahu bagaimana rasanya memiliki adik perempuan. Kau berharga bagiku, Gadis Sinting.”

Heechul melambaikan tangan. “Sampai jumpa lagi! Di alam yang berbeda.”

.

End

One thought on “Heechul’s Video

Leave a reply to Sapphire Blue Cancel reply