Everything Has Changed 7

everything-has-changed-taylor-swift-35296961-1191-669nce97g ce

#7 : Big trouble

1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 (END)

***

Aku menyusuri jalan pulang dengan santai. Mengambil napas dalam, lalu menghembuskan nya dengan keras seraya tersenyum lega. Tidak ada seseorang yang meminta jasa hukum padaku, sehingga sekretaris ku mengizinkan aku untuk pulang lebih awal. Ah, mungkin orang itu mengerti karena akhir-akhir ini banyak orang yang meminta jasaku, sehingga aku dibebastugaskan olehnya. Dengan membiarkanku bernapas selama beberapa hari.

Ketika sampai di depan rumah, aku tanpa sengaja melirik rumah di samping rumahku. Yeah, Kyuhyun masih menjadi tetanggaku, padahal kupikir dia akan membeli sebuah apartemen mewah di dekat kantornya mengingat dirinya adalah manajer di perusahaan sang ayah. Entahlah, dia masih betah menjadi tetangga gadis yang paling dibencinya di dunia ini. Aku juga tidak mengerti. Dan tidak peduli. Lagipula aku sudah tidak pernah melihatnya akhir-akhir ini. Apakah dia sibuk dengan perusahaannya.. atau dengan gadis-gadis selingkuhannya.. aku tidak tahu dan tidak mau tahu.

Aku masuk ke rumah, mendelik saat melihat Eunhyuk yang duduk di sofa ruang tengah, menatapku dengan perasaan lega.

“Aku tidak percaya seorang pemilik perusahaan rekaman bisa pulang secepat ini.” ujarku menghampirinya.

“Dan aku sangat senang bisa bertemu pengacara sesibuk dirimu pulang secepat ini.” balasnya melipat tangannya.

Aku menatapnya penuh selidik. “Kau butuh bantuan ku?”

Dia tersenyum. “Kau mengenalku dengan baik.”

Aku melihatnya mengeluarkan setumpuk kertas yang disatukan dari dalam tasnya, dan memberikannya padaku.

Saat membaca halaman depannya, aku mendelik.

☆☆☆

“Kyuhyun sudah berada di penjara selama enam bulan. Selama itu juga, aku terus melacak jadwalmu untuk bisa menjadi pengacaranya, tapi ternyata kasus yang kau tangani benar-benar serius. Jadi aku, Donghae, dan Sungmin terpaksa mencari pengacara lain. Tapi sudah empat pengacara dan delapan kali sidang yang kami ajukan, mereka tetap tidak bisa membuktikan bahwa Kyuhyun tidak bersalah.”

Aku menatap tidak percaya dokumen berjudul Pembunuhan dan Pencurian oleh Cho Kyu Hyun yang tengah kubaca sekarang. Aku duduk dihadapan sepupuku, membaca setiap halaman dengan kekagetan yang tidak dibuat-buat. Seorang Kyuhyun melakukan kejahatan sebesar.. ini?!

Sekarang aku mengerti kenapa akhir-akhir ini aku tidak pernah melihatnya.

“Apa dia benar-benar melakukan semua ini?” tanyaku menatap Eunhyuk tidak percaya.

“Dia dituduh.” Eunhyuk membalas. “Dan kau pasti tidak akan percaya siapa di balik semua ini.”

Aku menyipitkan mata. “Buat aku terkejut.”

Dia mendekatkan wajahnya padaku, membisikkan sebuah nama di telingaku. “Min So Eun.”

Jantungku serasa berhenti berdetak dua detik. Oh ayolah, haruskah dia kembali mengganggu kehidupanku lagi? Apa tidak ada yang bisa dikerjakannya dalam hidupnya?

“Apa yang terjadi sampai So Eun bisa menjebaknya?”

“Entahlah.” sepupuku tampak sedang mengingat-ingat. “Kyuhyun pernah bilang bahwa selama seminggu sebelum kejadian itu, dia merasa ada yang mengikutinya sepanjang hari. Dan beberapa jam sebelum kejadian itu, Kyuhyun mengumpulkan kami untuk meminta saran tentang cincin pernikahan.”

“Cincin pernikahan?!” ulangku terkejut.

“Sepertinya dia ingin melamar seseorang.” Dia menatap langit-langit. “Setelah meminta pendapat kami, dia pergi ke toko perhiasan di Myeongdong. Dan disitulah semuanya berawal.”

Apa ini? Kenapa hatiku terasa sakit sekali?

“Apa kalian tahu.. siapa?”

Eunhyuk menggeleng tegas. “Dia bersikeras merahasiakan orang itu dari kami. Dan saat Donghae menyinggungmu, dia jelas-jelas mengelak.. dan mengatakan kalau dia masih sangat membencimu.”

Oh apa yang terjadi pada hatiku? 

Aku mengerjap mataku beberapa kali, berusaha menghindari air mataku. Dan membuat pengalihan dengan membanting catatan kejahatan Kyuhyun di meja. “Biarkan saja dia menyelesaikan hukumannya! Dan jika kau mau dia bebas, sebaiknya kau bisa mencari pengacara lain!”

Aku bangkit dari sofa, dan baru akan meninggalkan ruangan ini kalau saja Eunhyuk tidak menarik tanganku dan membuatku kembali duduk di hadapannya.

“Dengar.” Eunhyuk menatapku tajam, seraya menahan tanganku. “Aku tahu kau akan menolak kasus ini karena dia sudah memiliki tunangan, tapi apa kau tahu kalau kami semua berkorban demi dirinya?!”

Aku memalingkan wajahku ke tempat lain.

“Aku dan Minjung gagal menikah! Donghae dan Chan membatalkan bulan madu mereka! Dan Sungmin menjadi jarang memperhatikan Hyosung yang tengah hamil!”

Aku langsung menatapnya.

“Maksudmu..” aku tergagap. “Kalian.. menarik kembali undangan pernikahan kalian?!”

Ne!”

Aku mendengus panjang.

“Byul-ah, kumohon..” pelasnya sungguh-sungguh. “Dengan mengambil kasus ini kau sudah sangat membantu kami..”

Kalian tahu? Eunhyuk hampir tidak pernah memohon padaku, karena aku yang lebih sering memohon padanya. Kami memang sering bertengkar, tapi bila ada sesuatu yang kuinginkan dan tidak dikabulkan orangtuaku atau nenekku, aku biasanya akan menyuruhnya untuk memintanya. Jadi melihatnya memohon seperti ini, aku merasa..

“Bantulah Kyuhyun sebagai temanmu, Byul. Percayalah, kau tetap akan bahagia walau bukan bersamanya. Akan ada seseorang yang mencintaimu dan menerima dirimu apa adanya.”

Aku menyandarkan punggungku ke sofa, menutup mata dan memijat-mijat kepalaku. Aku hampir tidak pernah melakukan apapun untuk orang yang ku benci. Setidaknya anggaplah saat ini aku sangat membenci Kyuhyun karena dia akan menikahi seseorang, dan akulah yang membantu mereka agar segera melakukan itu.

Tapi begitu terpikir wajah memelas Eunhyuk dan apa yang dikorbankan semua teman-temanku, aku merasa aku adalah gadis egois. Dan aku tidak mau menjadi egois hanya karena.. Kyuhyun.

Aku menoleh. “Apa yang harus kubutuhkan untuk membuktikan kalau Kyuhyun tidak bersalah?”

Laki-laki itu mengeluarkan kabel USB dari tasnya, memberikan padaku sambil tersenyum. “Aku tahu kau akan bertanya.”

Aku menerima benda itu. “Apa para pengacara sebelumnya juga mendapat bukti ini darimu?”

Eunhyuk dengan tegas menggeleng. 

“Ini aneh.” gumamku. “Jika bukti ini memang menyatakan kalau Kyuhyun tidak bersalah, kenapa kau tidak memberikannya pada mereka?”

“Kau pikir aku bodoh?” katanya. “Bukan aku yang mencari para pengacara itu, melainkan Donghae dan Sungmin! Aku tidak pernah mempercayai pengacara lain selain dirimu! Jadi ketika mereka menemukan pengacara untuk Kyuhyun, aku meminta asistenku untuk menyelidiki para pengacara itu, dan aku bersyukur tidak memberi bukti ini pada mereka karena mereka berada di pihak So Eun.”

Aku tidak menanggapi.

“Kau tahu? So Eun tidak hanya mematai-matai Kyuhyun sebelum kejadian itu berlangsung. Tapi juga memata-matai kami karena dia tahu kami akan berusaha membebaskannya. Aku menyadarinya, mengingat kau tahu ‘kan kalau aku pernah bekerja dengan mafia sebelum mengelola perusahaan nenek? Jadi kejahatan seperti ini tidak ada apa-apanya bagiku.” Eunhyuk mendengus remeh. Ia mengacungkan tangan untuk menunjukkan seberapa remehnya itu dengan telunjuk dan ibu jarinya. “Dan tindakan picisan ini terlalu mudah untuk dibaca.”

“Ternyata ada untungnya juga kau pernah bekerja sama dengan mimpi buruk calon istrimu.” cecarku tanpa sadar.

Dia tersenyum.

“Apa Min So Eun tahu aku seorang pengacara?”

“Menurutmu? Dengan ketidakberadaan otak di kepalanya?”

Kini aku yang tersenyum.

“Apa kau bisa jamin bukti ini akan membebaskan Kyuhyun?”

“Aku jamin nenek akan bangga padamu.”

Aku terkekeh. “Baiklah.” kataku menghela napas panjang. “Ajukan sidang terakhir untuk Kyuhyun minggu depan. Aku akan mempersiapkan segalanya.”

☆☆☆

Aku menatap bangunan penjara cukup lama, mengumpulkan keberanian bahwa selama ini Kyuhyun berada di sana, bersama para penipu, perampok, ketua gangster, dan makan dan tidur dengan tidak layak. Aku menunggu petugas penjara membuka pintu untukku, dan setelahnya dia tersenyum padaku. Aku balas tersenyum, dan mengikuti kepala sipir untuk bertemu Kyuhyun.

Pria itu duduk di depan sebuah meja lebar di sebuah ruangan kecil, menungguku.

Aku mencoba bersikap biasa, mencoba untuk mengabaikan fakta bahwa tatapan dingin Kyuhyun padaku masih belum berubah. Setelah sekian lama aku tidak bertemu dengannya.

Dia tampak.. berbeda. Sungguh. Dengan seragam narapidana itu, dia tidak tampak seperti Kyuhyun yang kukenal. Jika terakhir kalinya Kyuhyun bersikap tidak bersahabat padaku, maka kali ini, dari mata dan ekspresinya, dia benar-benar menganggapku orang asing.

Baiklah. Lupakan masalah pribadi untuk saat ini.

Aku duduk berhadapan dengannya. Mengeluarkan laptop dari tasku, menyalakannya, dan menunjukkan semua rekaman CCTV di luar toko perhiasan dan sekitarnya.

“Kau hanya perlu mengatakan yang sebenarnya pada hakim.” ujarku menunjuk beberapa hal dalam rekaman. “Lihat ini. So Eun sudah menyiapkan segalanya. Dia berdiri di samping toko kue bersama dua orang pria. Ketika kau keluar dari toko perhiasan, salah satu dari pria itu berlari dan menabrakmu bukan? Tepat pada saat itu, seseorang dibelakangmu tertembak. Itu dilakukan oleh pria yang bersama So Eun. Mereka berusaha menimbulkan kesan bahwa kau yang membunuh orang itu, karena saat orang pertama menabrakmu, dia meletakkan sebuah pistol di saku belakang celanamu. So Eun juga membuat suasana semakin menarik dengan berteriak histeris dan mengatakan bahwa yang terbunuh itu suaminya, benar kan?”

Dia mengamati rekaman untuk beberapa lama, lalu menatapku enggan. “Bagaimana kau bisa mendapat semua rekaman ini?”

“Toko perhiasan yang kau datangi, dan semua pertokoan yang ada di sekitarnya, adalah milik nenekku, yang dikelola oleh kedua orangtua Eunhyuk. Dan Min So Eun sama sekali tidak mengetahui hal ini.” 

Dia diam.

“Kau hanya perlu menjawab pertanyaan yang diajukan jaksa penuntut padamu, dan kau akan bebas dari hukuman ini.”

“Shin Ha Byul-ssi.”

Tubuhku mematung. Telinga dan mataku memanas. Mataku membulat. Aku terperangah. Apa? Dia memanggilku apa?

“Apa kau kira akan semudah itu?!” semprotnya frustrasi. “Aku diancam oleh Min So Eun dan beberapa polisi kalau aku mengatakan yang sebenarnya! Dan parahnya lagi, semua pengacara yang pernah mendampingiku saat sidang disogok oleh mereka! Kau hanya memiliki rekaman ini dan kau pikir kau bisa menang dengan mudah?! Mereka punya sejuta alasan untuk menjebakku dan –”

“Aku punya jawaban dari sejuta alasan itu.” potongku tepat sasaran. 

Aku menatapnya kalem, berusaha keras untuk tidak memasang wajah terluka setelah Kyuhyun memanggilku begitu. “Aku memang tidak punya bukti bahwa semua pengacaramu yang dulu disogok olehnya, tapi aku punya bukti bahwa kau diancam oleh So Eun dan saat Min So Eun menyogok beberapa polisi untuk mengancammu.”

“Dan bagaimana bila kau gagal?”

Aku mengernyit.

“Bagaimana kalau kau tidak bisa membuktikan kalau aku tidak bersalah? Bagaimana kalau aku tetap mendapat hukuman penjara seumur hidup?”

“Kau bisa menyuruh seseorang untuk membunuhku.” tantangku menatapnya tajam.

Sebenarnya aku tersinggung karena dia meragukan aku sebagai pengacaranya, makanya aku berani berkata demikian.

Dia terdiam.

“Dan jika aku memenangkan kasus ini, undang aku ke pernikahanmu. Sebagai orang yang pernah menjadi temanmu, aku juga harus tahu siapa gadis yang akan mendampingimu seumur hidupmu.”

Aku langsung meninggalkan ruangan ini.

☆☆☆

Suasana ruang sidang adalah suasana yang sudah menjadi keseharian bagiku. Aku duduk di tempatku, sebagai jaksa pembela. Aku memang tidak membutuhkan saksi dalam kasus ini, tapi ternyata Kyuhyun memintaku untuk mengundang mereka semua di pengadilan terakhirnya. Karena, berdasarkan apa yang dia katakan padaku, mereka semua hadir di setiap sidangnya kecuali aku.

Aku membelalak ketika melihat orang tua Kyuhyun dan Ahra eonni datang bersama nenekku. Nenekku menghampiri Eunhyuk, dan mereka berbincang sebentar. Kemudian mereka menatapku, dan aku sadar itu adalah tatapan menyemangati.

Aku tersenyum simpul.

So Eun dan pengacarnya duduk di seberang kami, tampak begitu santai. Seolah yakin kami akan kalah hari ini.

Saat hakim datang, kami semua berdiri. Ketika hakim memukul palu tiga kali, semua orang yang ada di ruangan ini duduk.

“Penyelidikan terakhir untuk penentuan hukuman terdakwa Cho Kyu Hyun akan dimulai.” ujar hakim. “Jaksa penuntut dipersilahkan memulai.”

Pengacara So Eun berdiri, menampilkan foto-foto kejahatan Kyuhyun di proyektor. “Terdakwa Cho Kyu Hyun membunuh Song Min Suk dan mengambil perhiasan miliknya. Dia menembaknya tepat di jantung, dan mengambil perhiasan milik korban setelah membunuhnya. Semua bukti yang ada di sini telah dibuktikan oleh pihak penyidik, jadi saya rasa kita sudah bisa memberi hukuman yang pantas untuk terdakwa. Terima kasih.”

“Jaksa pembela dipersilahkan bicara.”

Aku berdiri. “Jaksa penuntut menyampaikan fakta dan bukti yang sudah ada dan diyakini benar adanya oleh pihak kepolisian. Tapi mereka juga menyembunyikan fakta dan bukti yang sebenarnya, agar terdakwa dinyatakan bersalah.”

Semua orang di ruangan ini diam.

“Jadi kau memiliki bukti bahwa terdakwa tidak bersalah?” tanya Min So Eun.

Aku menatapnya, tidak menanggapi, lalu berpaling menatap hakim. “Yang Mulia, di sini saya akan menyampaikan fakta dan bukti yang disembunyikan itu.”

Aku memberi isyarat pada asistenku agar menunjukkan semua bukti yang ada. Cuplikan beberapa rekaman CCTV di luar toko perhiasan. 

Aku mengeluarkan sebuah tongkat pendek dari blazer ku, menunjuk beberapa bagian sambil terus bicara. “Kita lihat ini. Kenyataan yang sebenarnya adalah, terdakwa keluar dari toko perhiasan dengan memegang sebuah kotak perhiasan. Sementara ini adalah korban, yang berjalan menjauhi terdakwa.”

Raut wajah So Eun tampak tegang.

“Pada saat yang sama di tempat yang berbeda, Min So Eun yang mengaku sebagai istri korban, bersama dua orang pria asing, berdiri di samping toko kue yang jaraknya tidak jauh dari toko perhiasan.”

“Apa maksudmu, ‘Min So Eun yang mengaku sebagai istri korban’?”

Aku menatap pengacara So Eun dengan tatapan remeh. “Jaksa penuntut, bisakah kau tidak memotong penjelasan jaksa pembela?”

“Yang Mulia.” pengacara So Eun bicara pada hakim. “Jaksa pembela menyampaikan sebuah kebohongan!”

“Saya tidak menyampaikan sebuah kebohongan.” jawabku. “Dalam proses pengadilan, pertanyaan dijawab satu per satu. Bukan saling menyela dengan pertanyaan ataupun jawaban.”

Min So Eun tampak geram di sana.

“Jaksa pembela, lanjutkan kesaksianmu.” izin hakim.

Aku mengangguk. “Pria ini, yang bersama Min So Eun, keluar dari tempatnya, dan berlari menabrak terdakwa, seraya meletakkan sebuah pistol di saku celana terdakwa. Tepat pada saat itu, pria lain yang bersama Min So Eun menembak korban, membuat terdakwa kaget dan berbalik. Setelah itu, Min So Eun keluar dari tempatnya untuk membuat keadaan semakin menarik.”

Aku menggigit bibir, hampir tidak bisa mengontrol ucapanku di tempat ini. Jika bukan Min So Eun yang kuhadapi, aku pasti sudah berkata sopan sampai akhir sidang.

“Tapi terdakwa mengaku bahwa dirinya bersalah!” seru si pengacara.

“Anda benar.” aku mengangguk paham. “Tapi itu setelah diancam oleh para polisi yang disogok Min So Eun.” sambungku tenang.

Semua orang mendelik.

Dan itu adalah isyarat bagi asistenku untuk menunjukkan rekaman CCTV di kantor polisi, yang menunjukkan Kyuhyun dipukul habis-habisan oleh beberapa polisi.

Lagi-lagi, semua orang yang ada di ruangan ini terperangah. Termasuk kepala kepolisian Seoul yang juga hadir di sidang ini.

Pengacara So Eun tampak terkejut saat aku menunjukkan rekaman itu, dan seakan bertanya darimana aku mendapatkannya.

“Terdakwa mengalami gangguan psikologis akibat pukulan dan ancaman dari para polisi yang disogok Min So Eun, sehingga terdakwa terpaksa mengaku bahwa dirinya bersalah.” lanjutku.

Video So Eun sedang menyogok para polisi pun ditampilkan.

Kedua orang itu tampak salah tingkah.

Pengacara So Eun bertanya pada Kyuhyun. “Apa kau membunuh korban?” tanyanya kalap. “Apa kau membunuhnya?!”

“Tidak.” Kyuhyun menjawab tegas nan tenang. “Aku tidak membunuhnya.”

Pengacara melihat hakim seraya menunjuk Kyuhyun. “Yang Mulia, terdakwa memberikan kesaksian palsu!”

“Oh, benarkah?” tanyaku judes sambil melipat tangan. Sampai aku sadar ini adalah pengadilan dan aku menurunkan tanganku kembali. “Sudah jelas bahwa terdakwa adalah korban tuduhan untuk kepentingan pribadi. Dan bukti ini sudah menunjukkan semuanya.”

“Keberatan!” Pengacara So Eun mengangkat tangan. “Jaksa pembela tidak memberikan jawaban dari beberapa pertanyaan yang menunjukkan bahwa memang terdakwa yang membunuh korban!”

“Keberatan diterima.”

Pihak Min So Eun tersenyum menang. Si pengacara bodoh kembali memotong kesempatan bicaraku. “Yang Mulia, jika bukan terdakwa yang menembak korban, bagaimana bisa tercium bau mesiu di tubuh korban? Bukankah itu sudah menyatakan bahwa terdakwa memang menembak korban?”

“Jaksa pembela?” hakim memanggil. “Apa kau akan memberikan penjelasan ini, atau kau akan menggunakan kesempatanmu untuk meminta seseorang bersaksi?”

“Saya akan memberikan penjelasan soal ini.”

Ruangan kembali hening.

Aku kembali berdiri di samping layar. “Jika kita perhatikan rekaman ini lebih detail lagi, kalian akan menemukan bahwa orang yang menabrak terdakwa melakukan sesuatu sambil berlari.” jelasku.

Bersamaan dengan itu, asistenku kembali menunjukkan rekaman CCTV saat Kyuhyun keluar dari toko perhiasan dan saat dia ditabrak oleh pria yang bersama So Eun. Rekaman itu sengaja diputar lambat.

Dan semua orang menarik napas bersamaan saat melihat kenyataan yang sebenarnya.

“Jadi, saat orang itu berlari hendak menabrak terdakwa, tangan kanan orang itu mengambil pistol dari saku jaketnya, sementara tangan kirinya mengeluarkan sebungkus kecil bubuk mesiu yang sudah terbuka. Sehingga saat mereka bertabrakan, bubuk mesiu itu sebenarnya akan menempel pada mereka berdua. Tapi orang itu kabur saat pemeriksaan dan kita tidak bisa mencium bau mesiu itu sekarang karena kejadian ini sudah enam bulan lalu terjadi.”

Suasana pengadilan mulai ricuh karena akhirnya semua orang mengetahui kenyataan yang sebenarnya. 

“Kau seorang penipu!”

“Kau yang lebih pantas  berada di penjara!”

“Kau jalang bodoh murahan!”

Aku menyeringai.

“Harap tenang!” seru hakim memukul palu beberapa kali. “Keputusan akan Cho Kyu Hyun sudah ditetapkan – ”

“Penuntut meminta terdakwa untuk bersaksi!” cetus sang pengacara.

Seringaianku pudar. Oh ayolah. Kesaksian apa lagi yang harus Kyuhyun berikan? Apa pihak Min So Eun menyogok semua orang di sini dan mau aku membuktikannya?

“Baiklah.” Hakim kembali mengizinkan.

“Cho Kyu Hyun-ssi.” ucap si pengacara. “Apa yang kau lakukan di kawasan Myeongdong saat itu?”

Kyuhyun tampak bingung. Pandangannya tidak fokus. Dia melihat ke segala arah, namun perlahan, dia menatapku sungguh-sungguh. Kali ini tatapannya tidak sedingin dulu. Tatapannya seakan menyiratkan, kalau dia butuh dukunganku.

Aku memang masih marah padanya karena dia sempat meragukan aku dan kembali tidak mempercayaiku. Tapi untuk saat ini, hanya aku yang bisa memberinya dukungan. Jadi aku balas menatapnya, mengangguk kecil.

“Aku pergi ke toko perhiasan, membeli cincin untuk diberikan kepada tunanganku. Seharusnya.” jawab Kyuhyun lantang.

Min So Eun mendelik. 

Dari reaksi itu, aku menyimpulkan bahwa ini bukan jawaban Kyuhyun pada sidang-sidang sebelumnya. 

“Kenapa kau memilih toko tersebut?”

“Karena temanku yang menyarankannya.”

“Apa kau pernah lihat korban sebelumnya?”

“Tidak.”

“Kalau begitu, kenapa kau membunuh korban dan mencuri perhiasannya?”

“Aku tidak membunuh korban dan aku tidak mengambil perhiasannya. Perhiasan itu milikku dan tepat pada saat aku keluar dari toko seseorang menabrakku dan meletakkan sesuatu di saku celanaku. Dan pada saat yang sama, seseorang di belakangku tertembak.”

“Apa kau tidak mengarang semua alasan ini? Atau pengacaramu memintamu untuk berbohong?”

“Ini adalah fakta yang sebenarnya. Polisi dan istri korban, atau seharusnya orang asing yang mengaku sebagai istri korban, mengancam akan membunuh keluargaku jika aku memberikan kesaksian yang sebenarnya.”

Aku tersenyum puas mendengar jawaban Kyuhyun.

“Yang Mulia.” si pengacara berkata lagi. “Pihak pembela berbohong dengan menyatakan bahwa korban bukan istri Min So Eun.”

“Benar.” Hakim menjawab. “Jaksa pembela, berikan pendapat terakhirmu.”

“Dengan senang hati, Yang Mulia.” Aku membungkuk hormat. Lalu memandang perempuan sialan itu. 

“Pembela meminta Min So Eun untuk bersaksi.”

So Eun duduk dengan gugup. Aku berdiri di hadapannya.

“Min So Eun-ssi.” panggilku nyaris muntah, untung saja aku ingat bahwa ini adalah pengadilan. “Apa benar korban adalah suami Anda?”

Orang itu mengangguk kikuk.

“Sudah berapa lama kalian menikah?”

Dia tidak menjawab. Aku menunggu dengan sabar.

“Aku ulangi. Sudah berapa lama kalian menikah?”

Lagi, dia tidak menjawab.

“Baiklah jika kau tidak menjawab. Aku akan –”

“Satu tahun!” potongnya terdengar panik.

Aku mengernyit. “Bisa kau ulangi jawabanmu?

“Satu tahun! Kami sudah menjadi pasangan suami istri selama satu tahun!”

“Satu tahun?” ulangku. “Hmm, usia yang masih muda untuk ukuran pernikahan.” aku mengangguk-angguk mengikuti permainannya. “Kukira kau baru mengenalnya selama satu bulan, setelah para anak buahmu mengikutinya sepanjang hari.”

Raut wajah So Eun benar-benar kaku.

Pada saat itu, rekaman-rekaman yang menunjukkan bahwa dua anak buah So Eun yang bersamanya saat di Myeongdong, mengikuti korban penembakan ini.

“Yang Mulia.” panggil pengacara So Eun mengacungkan selembar kertas di hadapan hakim, lalu ke semua orang. “Ini adalah bukti bahwa mereka memang suami istri.” 

Hakim melihat benda itu. Begitu pun aku.

“Surat nikah itu palsu.”

Semua orang menoleh ke arahku.

“Surat nikah itu palsu.”  ulangku tersenyum miring. “Tidak ditandatangani oleh korban, dan hanya menjadi kesepakatan dari pihak wanita. Surat nikah yang asli ada pada seseorang.”

Pengacara So Eun memandangku bingung.

“Yang Mulia, saya akan menggunakan kesempatan untuk meminta seseorang bersaksi untuk mengenalkan beberapa orang.”

Hakim mengangguk.

Dari barisan pengunjung sidang, seorang wanita berdiri. Perhatian semua orang tertuju pada wanita itu. 

“Perkenalkan.” ujarku sopan. “Jin Jae Kyung, istri sah Song Min Suk.”

Kemudian aku menunjuk dua orang anak kecil di sampingnya. “Dan itu adalah si kembar Song Ha Na dan Song Ha Neul. Anak dari keduanya.” 

Semua orang terkesiap.

Aku menghampiri mereka, dan tersenyum begitu manis. “Bisa kupinjam akte kelahiran kalian?” 

Mereka memberikannya. Ibu mereka juga memberikan surat nikahnya padaku.

Aku menunjukkannya pada hakim, lalu memberikan semua itu pada pihak pemeriksa bukti.

“Mereka tidak hadir dalam sidang-sidang sebelumnya karena mereka diancam oleh pihak Min So Eun.”

Sorak-sorai yang ditujukan pada pihak penuntut pun bermunculan. Sekarang, pihak Min So Eun tidak bisa berbuat apa-apa. 

Aku kembali berdiri di depan Min So Eun. “Seharusnya kau mempelajari siapa lawanmu jika kau ingin menyatakan perang, nona Min.” bisikku sarkastis. Kemudian menyeringai jahat, dan menjauhinya.

Ketukan palu kembali membuat suasana kondusif.

“Pihak penyidik menerima semua bukti yang ada.” Hakim berujar. “Gangguan psikologis terdakwa Cho Kyu Hyun sudah diakui. Dia diancam dan dipukuli oleh pihak polisi yang disuap pihak penuntut. Pengadilan menerima bahwa ia dipaksa untuk mengaku. Tidak ada bukti yang cukup bahwa dia melakukan pembunuhan dan pencurian pada Song Min Suk. Pengadilan juga menerima bahwa terdakwa merupakan korban tuduhan.”

Semua orang bertepuk tangan. Tiga sahabat wanitaku yang paling bersemangat. Para pria, orang tua Kyuhyun, Ahra eonni, dan nenekku hanya tersenyum. Mata mereka berbinar.

Aku membalas senyuman itu.

Hakim melanjutkan. “Pengadilan menghapus hukuman penjara seumur hidup Cho Kyu Hyun, dan memutuskan bahwa hukuman tersebut akan diberikan kepada pihak penuntut karena telah melakukan pembunuhan dan pemberian kesaksian palsu. Terdakwa Cho Kyu Hyun dinyatakan tidak bersalah.”

Palu diketuk tiga kali.

Semua orang bersorak. Para sahabatku berpelukan. Aku duduk.

Pada saat itu aku menyadari bahwa Kyuhyun menatapku.

☆☆☆

Ya, aku sangat bangga padamu, Byul!”

Aku terdorong ke depan saat Sungmin memukul keras punggungku, kemudian pria itu tersenyum sumringah ke semua orang. “Jika saja kita memanggil Byul dari awal, semua ini pasti sudah selesai!”

Ketika hakim meninggalkan ruang pengadilan, teman-temanku langsung menyerbu dan memelukku. Aku menyalami nenekku, orang tua Kyuhyun, dan Ahra eonni, kemudian mendengar mereka berterima kasih padaku yang ku balas dengan senyum. Kyuhyun tidak melakukan interaksi apapun denganku. Dia langsung bergabung dengan keluarganya dan kami bisa mengerti itu.

Dan aku bahkan berharap ini adalah interaksi terakhir kami. Karena aku tidak mau bicara dengannya, menatapnya, atau datang ke pernikahannya.

Jadi saat ini, kami berada di halaman depan pengadilan, berkumpul tanpa dirinya.

“Dia pasti akan berterima kasih nanti.” gumam Minjung menatap Kyuhyun dan keluarganya. “Aku yakin kakaknya sangat ingin membunuh Min So Eun.”

“Aku tidak butuh apapun.” sahutku mengangkat tangan ala pelaut dan menggeleng.

“Benarkah?” Donghae menimpali. “Kau tidak ingin kami membayarmu?”

Aku terkekeh. “Jika kalian ingin membayarku, cukup berikan uang berapapun pada orang-orang kantor ku. Mereka pasti akan senang. Kau tahu nomor rekening kantorku kan?”

Donghae mengangguk.

“Emm, Byul-ah?” Hyosung memanggil.

Aku menoleh.

“Aku masih bertanya-tanya.” ucapnya. “Jika kau mendapat rekaman CCTV di luar toko perhiasan dan sekitarnya karena orang tua Eunhyuk mengelola toko itu, bagaimana kau bisa mendapat rekaman CCTV di kantor polisi?”

Aku memandang Eunhyuk, yang balik menatapku dengan pandangan nakal sehingga kami berdua hanya tersenyum.

“Kalian lupa siapa nenekku?” Eunhyuk berkata. Ada nada bangga dalam suaranya.

“Kalian tahu? Sebelum aku bertemu Kyuhyun, aku menemui kepala polisi Seoul untuk menjelaskan kasus tuduhan Kyuhyun, sehingga aku bisa mendapat semua rekaman itu.”

“Ah, dan juga.” Eunhyuk mengacungkan satu jari. “Kepala polisi Seoul adalah menantu nenekku. Paman kami.”

Eish..”

Aku dan Eunhyuk dihadiahi jitakan dari mereka berenam. Kami berdua hanya tertawa.

“Nenek kalian pasti sudah memperhitungkan semuanya sampai menyuruh anaknya mengincar kepala polisi Seoul.” celetuk Chan.

Eish..”

Giliranku dan Eunhyuk menjitak kepalanya.

Gadis itu meringis, lalu menunjukkan wajah sedih pada Donghae. Pria itu menatap kami marah dan kami membalasnya dengan tatapan yang sama.

“Apa?” kataku dan Eunhyuk bersamaan. 

“Mau merasakan lagi tendangan ku?” sambungku. “Setelah sekian lama?”

Donghae diam. Bagi kalian yang belum tahu, semua sahabat laki-lakiku sudah pernah menjadi korban taekwondo ku. Kyuhyun yang paling pertama, lalu Eunhyuk, lalu Donghae dan Sungmin.

“Awas saja kalau penggemarku tahu tentang hal ini.” ucap Chan mengusap kepalanya.

“Penggemarmu pasti takut padaku.” sergahku tersenyum menang.

Chan hanya menggerutu.

Semua orang tertawa.

☆☆☆

Hari menjelang malam ketika aku membuka lebar pintu pagar. Aku masuk ke mobil, memarkirnya di halaman. Ketika aku hendak masuk ke rumah, sebuah mobil masuk. 

Aku menunggu sampai sang pengemudi keluar.

“Apa rencanamu besok?” tanyaku.

Eunhyuk mengangkat bahu. “Menyiapkan undangan baru, mungkin? Nenek marah besar saat kami menarik semua undangan itu.” katanya, kemudian menatapku. “Dan kau?”

“Menyiapkan jasa hukum untuk orang-orang?” aku membalas. “Itu sudah tugasku.”

“Bagaimana dengan Kyuhyun?”

Aku mendengus. “Tidak ada gunanya aku berharap padanya. Aku memang bodoh.” kekehku.

“Entahlah, Byul..” laki-laki itu tampak merenung. “Kyuhyun tampak berbeda saat di pengadilan tadi.”

Aku tidak berkomentar.

“Dia tampak senang saat tahu kau adalah pengacaranya. Walaupun dia tidak menunjukkannya secara terang-terangan.” 

Aku mencibir. Senang apanya? Apa jika kau senang pada seseorang kau akan memberikan tatapan dingin, tak bersahabat, dan menerkam? Itu yang dimaksud dengan ‘Kyuhyun senang karena Byul adalah pengacaranya?’

Bahkan dia sempat tidak percaya padaku! Apa-apaan itu? Tentu saja dia senang karena aku pengacaranya! Karena dia akhirnya bebas dan dia bisa menikah! Dengan tunangan sialannya itu!

Aku berdecih.

Eunhyuk membuka pintu rumah. Kami masuk bersama. Kami cukup terkejut karena nenek kami ada di sana, berpakaian rapi dan menatap kami dengan tatapan.. ah yang jelas aku benci jika nenekku sudah memberikan tatapan itu.

“Kenapa kalian berdiri di sana dan menatapku begitu?” ucap nenekku berdiri. “Bersiaplah. Kyuhyun mengundang kita makan malam sebagai ucapan terima kasih. Panggil semua teman-teman kalian.”

Aku menatap malas pakaian yang sudah nenek siapkan untuk kami, lalu kami bersiap seadanya. Dan menuju rumah Kyuhyun.

To be honest, aku tidak menyukai acara makan malam ini karena kesannya nenekku yang mengobrol dengan Kyuhyun. 

Tapi kemudian ada sesuatu yang benar-benar di luar dugaan ku yang terjadi.

Sungguh!

D

To Be Continued

11 thoughts on “Everything Has Changed 7

  1. Hallo maaf sebelumnya author kece, aku pernah baca ff ini sebelumnya waktu di publish di fanspage super junior fanfiction bukan?? ! *uh, sok tau* yah tapi aku rasa begitu, hanya saja jalan ceritanya ada yang berubah ya, semua ff menjadi satu alur begitu juga dg ff eunhyuk sama min jung. Dan aku sukaaaaa semua ff karyamu thor, pasti kelanjutanya Byul yg di lamar Kyuhyun 😂😂😂
    Maaf juga baru coment, aku keasikan baper baca ff ini pengen cepet selesai baca.. Hehe

    Liked by 1 person

    1. Oh iya aku emang pernah ngepost part 1 sama 3 di page sjff tapi karena responnya kurang jadinya nggak aku lanjutin di page itu. Wah makasih banget ya udah nyempetin buat ngebaca cerita abstrak ini wqwq tersanjung aku. Makasih yaaaaaa

      Like

      1. Hahaha ia sama sama padahal aku fans berat ff karya mu thor, beneran kece semua ff mu terutama dari bahasanya alurnya juga rapi, yaa pokoknya semuanya.. Semangat terus yaa 😊😊😊

        Liked by 1 person

      2. Wqwqwq maaf karena aku udah nggak pernah ngepost foto lagi karena aku emang sibuk banget hm 😐😐😐 sekali lagi makasih ya udah mau ngebaca ceritaku 😉

        Liked by 1 person

  2. oooh jadi ff ini ada hubungannya dengaan ff lth. pantesan di ff itu kyuhyun cuma masuk secuil
    aduh. kayak nya cuma diriku yg berputar2. wkwkwk. maaf kan hamba yg masih bingung ini ya thor. mohon maklum nya. soalnya kan reader baru 😂😂

    Liked by 1 person

    1. Gapapa gapapa. Aku nerapin sistem ini juga baru kok, bahkan setelah semua ceritanya ke post. Jadi ada beberapa cerita yang aku ubah versinya dan aku hapus. Agak ngganggu emang, tapi kan waktu itu aku ngelakuin itu karena emang gaada yang baca makanya kuubah seenak jidatku aja HAHAHA

      Like

Leave a comment