The Little-Chicken-Hearted

screenshot_2016-06-02-12-50-44_com.instagram.android_1471491890992.jpg

 Just her beloved brother way to protect and make his little girl feel better.

A ‘Good’ Bye | Donghae’s Video | The Little-Chicken-Hearted | Photograph

***

AKU disuruh menceritakan hal yang kulakukan bersama Joohae yang menurutku berharga. Jika itu mau kalian, sebenarnya semua yang kulakukan bersamanya begitu berharga dan memorable! Bahkan saat melihat dia membuang ingus! Sungguh!

Well, Joohae tampak sempurna bila kau pertama kali melihatnya. Cantik, ramah, cerdas, dan mempesona. Dan aku sangat beruntung karena orang seperti itu adalah adikku. Tapi jika kalian bertanya pada anggota Super Junior pendapat mereka mengenai Joohae, mereka pasti akan menjawab begini.

Judes. Cuek. Menyebalkan. Pecicilan. Manja.

Yah, harus kuakui, dia memang seperti itu. Terkadang.

Baiklah, di sini aku akan mengatakan rahasia yang tidak diketahui siapapun, bahkan anggota Super Junior sekalipun (tadinya).

Sifat lain gadis kecil kesayanganku.

☆☆☆

Saat itu tidak ada jadwal apapun untuk kami. Setelah menyelesaikan press conference MAMACITA, dan perform di beberapa stasiun televisi, kami diberi waktu istirahat untuk mempersiapkan Super Show 6. Dan aku memanfaatkan ini dengan sangat baik untuk menghabiskan waktu bersama gadis itu.

Jadi malam itu aku meneleponnya, bermaksud untuk menjemputnya di kantor.

“Hai, Joo! Kau dimana sekarang?”

“Halte, sedang menunggu bus.”

“Mau ku jemput?”

“Selama oppa tidak sibuk.”

“Baiklah! Tunggu aku di sana, ya!”

Aku baru hendak memutuskan sambungan telepon ketika gadis itu memanngilku terus menerus.

Oppa! Oppa!”

Ne?”

“Jangan menjemputku! Teman-temanku mengajakku menonton dan mereka janji akan mengantarku pulang! Aku akan ke dorm sebelum ke apartemenku! Aku janji!”

“Baiklah, Joo! Bersenang-senanglah!”

Sambungan telepon terputus.

Aku keluar dorm, menuju apartemennya. Hanya iseng melihat-lihat sambil menunggunya. Apartemennya rapi, seperti biasa. Aku selalu tersenyum setiap kali melihat foto-fotoku dengannya yang dipajangnya hampir di setiap dinding apartemen ini. Sungguh, ia benar-benar niat mencetak semua itu dan membingkainya! Dan saat semua itu selesai dibuatnya (dia mengerjakannya selama seminggu, dan tidak bicara pada siapapun selama itu!), hal pertama yang diucapkannya adalah. ‘Lihatlah salah satu bentuk kasih sayangku pada kakakku!’

Dengan dia yang selalu bermanja padaku saja aku tahu kalau dia sangat menyayangiku!

Aku ke dapurnya. Rapi seperti biasa. Dia memang bukan anak yang perfeksionis, tapi dia sangat benci melihat sesuatu di dekatnya berantakan, dan akan cenderung merapikannya. Dan saat kau membuka lemari pendinginnya, kau hanya akan melihat banyak camilan dan berkotak-kotak susu. Aku memang melarangnya meminum bir, anggur, dan sejenisnya, dan sepertinya dia juga tidak menyukai semua itu.

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku berada di sini sampai akhirnya aku keluar. Dari kejauhan, aku melihat gadis itu. Hei, secepat itu filmnya berakhir?

Saat dia mendekatiku, aku sangat terkejut dengan respon gadis itu. Bagaimana tidak? Tatapannya kosong, wajahnya pucat, dan dia tampak sangat kikuk. Seperti.. entahlah.

“Kau baik-baik saja ‘kan?” tanyaku seraya membuka pintu dorm.

Dia menggeleng-geleng, kemudian memandangku terbelalak. “Mereka.. mereka sengaja tidak bilang.. kalau mau.. menonton The Conjuring..” ucapnya terbata-bata. “Saat aku mau pulang.. mereka terus..”

“Ssst.” desisku meletakkan telunjuk di bibirnya. Oke, aku mulai paham, jadi tidak akan membiarkan adis kecil kesayanganku kembali membayangkan hal-hal tadi, yang sudah tentu membuatnya menjadi seperti ini. Aku memeluknya, berusaha menenangkannya untuk sementara.

Yeah.. Joohae takut hantu. Dan jika dia sudah melihat hal itu, dia butuh waktu berminggu-minggu untuk pulih.

Aku mengajaknya masuk. Tapi setelah semua ini aku mulai menyadari bahwa menenangkan Joohae bukan lagi satu-satunya hal yang sulit. Karena aku menemukan kesulitan yang kedua.

Membawanya ke kamarku tanpa terlihat anggota lain.

“Hei, ada apa dengan wajahmu, Joo?” Ryeowook memulai. “Kau seperti baru melihat hantu.”

Awal yang bagus sekali.

“Wah, aku tidak tahu kalau kau juga menonton The Conjuring.” tambah Heechul hyung.

Wah, sepertinya mereka mendengar apa yang gadis ini katakan padaku tadi.

“Oh, aku jadi ingat dulu apartemenmu pernah dihuni seorang penyihir yang membunuh anak-anak dan mengorbankannya pada setan!” sahut Kyuhyun sok dramatis.

YAA, hentikan!” teriak gadis itu bercampur tangis. Aku cepat-cepat membawanya ke kamarku, namun ternyata, aku kalah cepat dengan Heechul hyung yang sudah berada di hadapan kami.

“Kau tahu, Joo?” Heechul hyung berkata pelan dengan wajah takut yang dibuat-buat. “Semua arwah pembunuh anak-anak itu akan berada di apartemenmu saat bulan purnama, jadi..”

“HENTIKAN!” Joohae berteriak histeris. Dia meraih tanganku dan berlari masuk ke kamar.

☆☆☆

“Mereka bercanda soal itu, Joo..”

Aku mengusap-usap kepala gadis yang tertidur di pahaku, sementara kedua tangannya memeluk erat tanganku yang bebas. Joohae masih terisak pelan, sesekali bergumam lirih. Kakinya gemetar, dan dia masih sulit untuk memejamkan mata.

Oke.. Di antara semua anggota Super Junior yang paling sering mengganggu gadisku ini adalah tiga orang tadi. Adikku sering menangis dibuat mereka. Dan di antara mereka bertiga, Heechul hyung yang paling parah. Dan baik dirinya maupun Ryeowook dan Kyuhyun, hampir tidak pernah meminta maaf atas kesalahan mereka.

“Aku.. tidak mau.. kembali ke sana..”

“Kau tidak mungkin tinggal di sini ‘kan?”

“Aku.. akan tinggal.. di rumah.. Minjung eonni..”

Eish.. kau terlalu serius menanggapi mereka..” aku masih terus mengusap kepalanya, seraya memainkan satu tangannya. “Itu sama sekali tidak benar, kau tahu? Tidak ada penyihir yang pernah tinggal di sana. Lagipula, penyihir itu tidak ada.”

Isakan Joohae mulai berkurang.

“Tidurlah..” pintaku lembut. “Aku akan menemanimu sampai kau benar-benar tenang..”

Dia menatapku. Sorot matanya masih menunjukkan ketakutan yang mendalam. “Oppa janji?”

Aku mengangguk, mengecup lama keningnya. “Oppa janji.” ulangku.

Dia mulai memejamkan mata, sementara aku tidak berhenti mengusap kepalanya. Perlahan, gadis ini mulai tertidur.

Aku baru saja hendak bernapas lega, ketika mendengar Ryeowook dan Kyuhyun berteriak dari luar.

“AWAS, JOO! ARWAH PENYIHIR ITU ADA DI BELAKANGMU!”

OPPA!”

Dan, yah, Joohae menangis ketakutan semalaman karena itu.

Bagus sekali.

B

End

B

Genrenya komedi, tapi gaada lucu-lucunya masa :v

Wah, kejelekan apakah ini? *gaada yang peduli* :3

Rencananya sih, setelah ini ada video dari Heechul dan cerita dari Heechul :v

Maaf aja ya, lagi stuck mau bikin cerita romance :v

4 thoughts on “The Little-Chicken-Hearted

Leave a comment